F u n B l o g . . .

Jumat, 05 November 2010

Pegunungan Vulkanik, Sumber Mata Air Terbaik

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi (jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya).


Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari. Namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah kadang-kadang untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas. Manusia diperkirakan hanya bertahan hidup tanpa mengkonsumsi air atau menahan haus sekitar tiga sampai lima hari. Sementara tanpa makan, dengan tetap mengkonsumsi air, manusia masih mampu bertahan hidup hingga delapan minggu. Namun dengan meminum air dari sumber air yang bagus dan kondisi fisiknya baik, seseorang akan bisa bertahan hidup lebih dari delapan minggu.


Dari volume air tawar yang ada, ternyata tidak semua air tawar baik dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup. Hal ini karena terjadinya pencemaran. Dahulu kala, sebelum terjadinya pencemaran, air permukaan tanah seperti yang ada di sungai, danau, layak dikonsumsi. Secara alamiah air permukaan tanah masih mampu menetralisir dari berbagai muatan yang merugikan bila dikonsumsi, seperti racun dan kotoran, sehingga tetap layak dikonsumsi. Sekarang ini, air yang masih layak untuk dikonsumsi tinggal air tanah. Itupun tidak semua air tanah, karena sudah terjadi pencemaran dan mulai terkontaminasinya air tanah dengan air laut yang merembes jauh ke dalam tanah. Para ahli hidrogeologi berpendapat, sumber mata air yang paling layak dan paling bagus dikonsumsi adalah sumber air yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik.



Dari hasil penelitian para ahli hidrogeologi menemukan fakta bahwa mata air pegunungan vulkanik memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Kuantitas dipengaruhi oleh curah hujan, siklus air dan kondisi hidrogeologis area di sekitar sumber daya air tersebut. Kualitas dipengaruhi oleh faktor alami (kondisi serta komposisi tanah dan batuan) maupun aktivitas manusia (pertanian, pencemaran rumah tangga, industri, dan lain sebagainya). Sedangkan kontinuitas memberi keseimbangan antara pemakaian dan pengisian ulang. 




Terbentuknya air tanah bermula dari siklus hidrologi, dimana awan tersusun oleh jutaan tetes kecil air, yang sangat ringan, sehingga tetesan ini dapat melayang di udara, kemudian terangkat oleh aliran udara hangat dari darat dan akhirnya dapat berubah menjadi air hujan yang jatuh ke bumi. Air tersebut meresap dan tersimpan ke bawah permukaan tanah, yang kemudian karena pengaruh gaya gravitasi bergerak secara vertikal menembus lapisanlapisan tanah hingga mencapai zona jenuh air dan akhirnya tersimpan di dalam lapisan batuan pembawa air yang disebut akuifer.





Berdasarkan materi penyusun dan lingkungan fisiknya, terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu akuifer allufial fan (berada di daerah pantai, daerah endapan sungai dan sekitarnya), akuifer sedimen (lapisan gambut, organik), akuifer karst (pegunungan kapur) dan akuifer vulkanik (di daerah pegunungan berapi), yang menjadi sumber air tawar terbaik. Akuifer ialah lapisan atau formasi batuan yang mampu menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang cukup berarti, yang mampu memberi pasokan kepada sumur atau mata air. Indonesia merupakan daerah tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan secara geologis terletak di daerah busur gunung api. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif. Secara geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat kondusif untuk berperan sebagai sebagai akuifer.


Selama pengalirannya, air tanah mengalami berbagai proses yang membuat air tanah mengadung berbagai macam mineral dan akhirnya mempunyai kualitas yang berbeda di setiap tempat. Sebagai kelanjutan proses alamiah, air tanah kemudian ada yang muncul di permukaan dan disebut sebagai mata air. Dalam hal ini, mata air di pegunungan dianggap sebagai sumber air yang sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya. Debit mata air di pegunungan umumnya besar dan terus menerus karena di daerah ini umumnya merupakan daerah basah dengan intensitas curah hujan tinggi serta masih memiliki daerah tangkapan air yang relatif baik.


Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Air



Tribun Medan 

Kompas Gramedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar